Sabtu, 18 Agustus 2012

Pelangi Merupakan Simbol Pesahabatan

Di suatu masa warna-warna dunia mulai bertengkar. Semua menganggap
dirinyalah yang terbaik yang paling penting, yang paling bermanfaat, yang paling disukai.

HIJAU berkata:
“Jelas akulah yang terpenting. Aku adalah pertanda kehidupan dan harapan.
Aku dipilih untuk mewarnai rerumputan, pepohonan, dan dedaunan.
Tanpa aku, semua hewan akan mati. Lihatlah ke pedesaan, aku adalah warna
mayoritas…”

BIRU menginterupsi:
“Kamu hanya berpikir tentang bumi, pertimbangkanlah langit dan samudra luas. Airlah yang menjadi dasar kehidupan dan awan mengambil kekuatan dari kedalaman lautan. Langit memberikan ruang dan kedamaian dan ketenangan. Tanpa kedamaian, kamu semua tidak akan menjadi apa-apa

KUNING cekikikan:
“Kalian semua serius amat sih? Aku membawa tawa, kesenangan, dan kehangatan bagi dunia. Matahari berwarna kuning, dan bintang-bintang berwarna kuning. Setiap kali kau melihat bunga matahari, seluruh dunia mulai tersenyum. Tanpa aku, dunia tidak ada kesenangan.”

ORANYE menyusul dengan meniupkan trompetnya:
“Aku adalah warna kesehatan dan kekuatan. Aku jarang, tetapi aku berharga karena aku mengisi kebutuhan kehidupan manusia. Aku membawa vitamin-vitamin terpenting. Pikirkanlah wortel, labu, jeruk, mangga, dan pepaya. Aku tidak ada di mana-mana setiap saat, tetapi aku mengisi lazuardi saat fajar atau saat matahari terbenam. Keindahanku begitu menakjubkan hingga tak seorang pun dari kalian akan terbetik di pikiran orang.”

MERAH tidak bisa diam lebih lama dan berteriak: 
“Aku adalah pemimpin kalian. Aku adalah darah – darah kehidupan! Aku adalah warna bahaya dan keberanian. Aku berani untuk bertempur demi suatu kuasa. Aku membawa api ke dalam darah. Tanpa aku, bumi akan kosong laksana bulan. Aku adalah warna hasrat dan cinta, mawar merah, poinsentia, dan bunga poppy.”

UNGU bangkit dan berdiri setinggi-tingginya ia mampu:
Ia memang tinggi dan berbicara dengan keangkuhan. “Aku adalah warna kerajaan dan kekuasaan. Raja, pemimpin dan para Uskup memilih aku sebagai pertanda otoritas dan kebijaksanaan. Tidak seorangpun menentangku. Mereka mendengarkan dan menuruti kehendakku.”

Akhirnya NILA berbicara, lebih pelan dari yang lainnya, namun dengan kekuatan niat yang sama: ”Pikirkanlah tentang aku. Aku warna diam. Kalian jarang memperhatikan adaku untuk merepresentasikan pemikiran dan refleksi, matahari terbenam dan kedalaman laut. Kalian membutuhkan aku untuk keseimbangan dan kontras, untuk doa dan ketenteraman batin.”

Jadi, semua warna terus menyombongkan diri, masing-masing yakin akan superioritas dirinya. Perdebatan mereka menjadi semakin keras. Tiba-tiba, sinar halilitar melintas membutakan. Guruh menggelegar. Hujan mulai turun tanpa ampun. Warna-warna bersedeku bersama ketakutan, berdekatan satu sama lain mencari ketenangan.


Di tengah suara gemuruh, hujan berbicara:
“WARNA-WARNA BODOH, kalian bertengkar satu sama lain, masing-masing ingin mendominasi yang lain. Tidakkah kalian tahu bahwa kalian masing-masing diciptakan untuk tujuan khusus, unik dan berbeda?
Berpegangan tanganlah dan mendekatlah kepadaku!” Menuruti perintah, warna-warna berpegangan tangan mendekati hujan, yang kemudian berkata: “Mulai sekarang, setiap kali hujan mengguyur, masing-masing dari kalian akan membusurkan diri sepanjang
langit bagai busur warna sebagai pengingat bahwa kalian semua dapat hidup bersama dalam kedamaian. PELANGI adalah pertanda Harapan hari esok.” Jadi, setiap kali HUJAN deras menotok membasahi dunia,  dan saat Pelangi memunculkan diri di angkasa marilah kita MENGINGAT untuk selalu MENGHARGAI satu sama lain. (PondokRenungan.com)





Tidak ada komentar: